Friday, February 26, 2010

Menjaga Prinsip


MENJAGA PRINSIP

Dalam dunia nyata termasuk dunia kerja, Prinsip terutama prinsip yang berpegang pada ajaran agama begitu dipertaruhkan. Kalau kuat memegang prinsip dikatakan tidak fleksibel dan sulit berkembang. Kalau kebablasan di bilang luwes dan mengikuti zaman. Aneh tapi nyata.

Bahkan ada pengalaman seseorang , dalam suatu wawancara dengan pimpinan tertinggi di sebuah perusahaan di tanyakan "apakah kamu minum ?". Pertanyaan yang simple yang juga dijawab dengan simple "TIDAK". Yang menarik ucapan selanjutnya dari sang pimpinan "masalahnya rekan2 bisnis kita punya kebiasaan begitu pak, kalau anda tidak bisa demikian bagaimana menjamu mereka?". Hayo apa yang anda katakan jika berada pada situasi demikian. Salah menjawab maka kesempatan naik jabatan akan hilang lenyap.


Sungguh jika yang ada di kepala kita hanya jabatan dan duniawi semata maka tentunya yang akan kita jawab adalah " akan saya coba jalankan pak, mudah-mudahan saya tidak mengecewakan Bapak dan perusahaan." Kita lupa bahwa saat itu Allah sudah kecewa punya hamba seperti kita. Namun jika kita yakin bahwa rizki hanya Allah semata yang punya kuasa maka dengan yakin tanpa keraguan kita akan jawab "Itu sudah prinsip hidup saya pak tidak mungkin saya melanggarnya, Saya yakin Rizki datang dari Allah, Seandainya memang hanya yang demikian yang bisa mendapatkan jabatan ini maka bagi saya tidak memperolehnya tidaklah merupakan suatu kekecewaan."

Jujur, suatu saat kita semua dalam dunia kerja terutama di dunia yang berkecimpung dengan marketing, keuangan, perbankan, akan menemui kondisi sejenis dimana kita dihadapkan pada pilihan Menjaga Prinsip atau mengorbankannya. Pilihan ada di tangan kita masing-masing. Karena hidup adalah pilihan. Jangan sampai menyesal atas pilihan yang kita ambil. Karena semua ada konsekuensinya.

Wallahua'lam Bishawab.

EmTaufiks







SHARE TWEET

No comments:

Post a Comment